Biarkan Anak Memilih dan Memutuskan Hidupnya

Salah satu masalah yang kerap terjadi pada sebuah keluarga, di antaranya orangtua yang terlalu ikut campur dalam pengambilan keputusan di hidup anak-anaknya. Padahal apa yang dipelajari anak-anak sejak kecil, itulah cara yang akan mereka gunakan saat dewasa. Ketika mereka sudah jadi orang dewasa, maka mereka akan menggunakan pengalaman dan kemampuan yang pernah dipelajarinya sejak kanak-kanak dalam menyelesaikan berbagai masalah hidupnya. 🙂 baca selanjutnya

Cara “Move On” Terbaik

img_4020

Pernah nggak, ngerasa melakukan sesuatu kemudian merasa sia-sia? Bukan cuma sia-sia, tapi kecewa. Semua orang pasti pernah merasakannya, baik hal besar maupun kecil. Kecewa itu muncul karena kita punya harapan pada sesuatu, kemudian nggak sesuai dengan yang terjadi. Semakin tinggi harapan yang dipupuk, semakin besar peluang kekecewaan yang didapat. Oke, baiklah.. kalo sudah kecewa terus gimana?  baca selanjutnya

Pencapaian dalam Hidup

Setiap orang pasti memiliki pencapaian dalam hidupnya. Bertemu sahabat-sahabat terbaik, orang-orang yang tulus, orang-orang yang berilmu di mana kita banyak belajar dari mereka, dan berbagai pencapaian lainnya. Alhamdulillah… Kalimat syukur yang harus selalu kita ucapkan kapan pun dan di mana pun, bagaimana pun kondisi kita saat itu. Dengan bersyukur, maka kita akan bahagia. 🙂

Terkadang ada rasa jenuh ketika menjalankan rutinitas sebagai ibu rumah tangga dalam kurun delapan tahun ini. Kok begini aja kerjaan saya. 😓Mau ngapain lagi ya? Bangun pagi dengan rutinitas seperti biasa, berulang, dan terus-menerus. Satu-satunya hal yang menarik di dalamnya adalah melihat anak-anak bertumbuh dengan dinamis. Itu poin penting yang harus disyukuri saat penyakit jenuh menghampiri.  baca selanjutnya

Televisi bagi Perkembangan Anak

Tayangan TV yang beraneka ragam tentu sangat menarik bagi semua kalangan usia untuk menontonnya, tak terkecuali anak-anak. Bahkan tidak disadari, TV menjadi virtual baby sitter di rumah. Orangtua atau asisten rumah tangga yang sibuk dengan pekerjaan rumah, maka TV dinyalakan agar anak duduk manis/anteng. Di balik kebiasaan ini, ternyata tayangan bergerak (TV/video) memberi dampak signifikan bagi perkembangan anak.

25

Usia dini merupakan masa kritis untuk perkembangan otak dan pembentukan perilaku. Anak di bawah dua tahun tidak direkomendasikan (bahkan dilarang) untuk menonton TV sama sekali karena perkembangan otak mereka belum matang. Jika dibiarkan nonton TV, maka perkembangannya akan terganggu. Penyebabnya alah banyak stimulus (gambar, warna, suara) yang bergerak dan berpindah sangat cepat diterima oleh otak pada saat bersamaan. Usia di bawah dua tahun adalah periode anak belajar benda konkret dengan melihat, memegang, meraba tekstur secara langsung. Sedangkan gambar di TV tidak dapat dipegang secara konkret dan mereka belum mampu membayangkan objek tersebut. Usia yang sudah besar direkomendasikan maksimal 1-2 jam setiap harinya, tentu saja dengan orangtua yang mendampingi. Efek nonton TV bagi anak sangat buruk bagi perkembangan kognitif mereka. Hasil penelitian dapat diunduh pada link ini. baca selanjutnya

Stres, Gangguan Psikologis, dan Hubungannya dengan Kondisi Fisik

Pernah merasa tertekan dalam menghadapi suatu masalah? Bisa jadi kita mengalami stres. Stres merupakan salah satu bentuk gangguan psikologis yang kerap menghinggapi manusia, terutama di era modern ini. Semakin kompleksnya permasalahan hidup dan semakin bertambahnya populasi manusia telah meningkatkan peluang seseorang terkena stres. Mari kita bahas seluk-beluk stres sebagai gangguan psikologis dan hubungannya dengan kesehatan fisik kita.

Konsep sehat dan sakit

Kesehatan adalah salah satu konsep yang telah sering digunakan namun sukar untuk dijelaskan artinya. Beberapa faktor yang berbeda terkadang menyebabkan sukarnya mendefinisikan kesehatan, kesakitan, dan penyakit. Pada tahun 1947, WHO mencoba untuk menggambarkan kesehatan secara luas. Kesehatan (health) diartikan sebagai keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani), sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan.

Di sisi lain, penyakit merupakan gangguan fungsi atau adaptasi dari proses-proses biologis dan psikofisiologis pada seseorang. Kesakitan adalah reaksi personal, interpersonal serta kultural terhadap penyakit. Kesakitan juga merupakan respon subjektif dari pasien, serta respon di sekitarnya terhadap keadaan tidak sehat, tidak hanya memasukkan pengalaman tidak sehatnya saja, tapi arti dari pengalaman tersebut bagi dia.  baca selanjutnya

Kenikmatan Menjadi Pendidik: Seni Mengatakan Tidak kepada Anak

Sensei tachi

Passion! Itulah kunci kebahagiaan ketika kita melakukan suatu hal. Jika kita memiliki passion di dalamnya, maka semua akan terasa menyenangkan. Saya barulah menyadari bahwa passion saya ada di dunia ini. Bertemu anak-anak, bermain, dan belajar bersama. Apapun kesulitan yang muncul di tengah jalan, menjadi sangat ringan dihadapi ketika itu adalah suatu passion dalam diri kita. 😀  baca selanjutnya

Pemeriksaan Anak 1: diskusi para ibu

Berkesempatan untuk mendampingi proses pemeriksaan anak. Alhamdulillah batuk alergi udah mendingan, suara sudah membaik, jadi udah bisa ngomong ga pake suara kodok. 😀 Pemeriksaan hari ini merupakan pemeriksaan berkala yang dilakukan oleh pemerintah melalui pemerintah daerahnya masing-masing. Tempatnya di kuyakusho (kantor kecamatan), semua bayi/balita/anak dalam range usia tertentu memiliki jadwal pemeriksaan kesehatan secara berkala. Semuanya gratis, ditanggung oleh pemerintah. Kali ini pemeriksaan kesehatan untuk para bayi yang berusia sekitar 4 bulan.  baca selanjutnya

Mengatasi Stres pada Anak

Stres bisa menyerang siapa saja, tidak peduli usia dan jenis kelamin. Sebelumnya mari kita bahas tentang definisi stres.

Stres merupakan sebuah kondisi di mana kita merasa tidak mampu memenuhi tuntutan besar yang dibebankan kepada kita. Tekanan tersebut bisa berasal dari orang lain, lingkungan, ataupun diri kita sendiri. Stres bisa juga terjadi karena ketidakmampuan beradaptasi dengan lingkungan. Awal stres bisa bersumber dari rasa tidak berarti, rasa tidak berdaya, terpisah dari orang yang cintai, dll. Hal-hal yang sering membuat anak stres misalnya: keadaan keluarga (orangtua, perceraian, pola asuh) dan lingkungan sekolah/sosial.

Akibat adanya suatu tekanan dari luar dirinya, individu akan berusaha mengatasinya untuk mencapai keadaan seimbang/homeostatis. Bila gagal, maka yang ia akan merasakan kondisi psikologi dan fisik yang tidak menyenangkan (stres).

baca selanjutnya