Belajar dalam Bermain

Dunia anak adalah dunia bermain. Jangan pernah rampas dunia itu, jika kita tidak ingin mereka tumbuh tua namun kekanak-kanakan. Itu adalah salah satu prinsip yang saya yakini saat ini dalam membesarkan anak.

Eiji membuat kereta.

Eiji membuat kereta.

Bermain, tentu saja bukan bermain dengan gadget. Saya tidak anti gadget, namun sangat banyak ketentuan ketika mengizinkan anak menyentuh gadget. Begitu pun untuk menonton tayangan di youtube. Sangat diatur durasi dan waktu menontonnya. Salah satu alasannya, jika anak terlalu banyak main gadget maka dia tidak akan terlalu tertarik dengan permainan di dunia nyata. Misalnya ketika anak bermain puzzle di dalam gadget, belum tentu dia mampu menyelesaikan permainan puzzle di dunia nyata. Memegang secara langsung, menyusun, merangkai adalah kemampuan yang dicapai melalui proses belajar yang melibatkan koordinasi tangan dan mata secara langsung.

Saya menerapkan aturan ini tentu saja ada kompensasinya untuk Eiji. Hampir setiap hari, jika cuaca bagus dan kondisi fit semua maka saya selalu mengusahakan waktu untuk keluar rumah. Sekedar menghirup udara segar dan bermain. baca selanjutnya

Syukur

Bersyukur tak harus dilakukan ketika mendapatkan kebahagiaan.

Bersyukur, siapa pun bisa melakukannya.

Kapan pun dan di mana pun.

Membuka jendela, nikmati udara pagi, merasakan sejuknya embun adalah sebuah kenikmatan.

Ditambah lagi berbagai kenikmatan lainnya saat kita kembali membuka mata.

Membiasakan mensyukuri hal-hal sederhana akan menjadikan hati kita selalu lapang.

Selalu bersyukur atas semua hal yang kita lalui setiap detik.

Alhamdulillah…

 

Selamat pagi! 🙂

-RN-

Menyapih dengan Cinta

Hadits dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Kemudian Malaikat itu mengajakku melanjutkan perjalanan, tiba-tiba aku melihat beberapa wanita yang payudaranya dicabik-cabik ular yang ganas. Aku bertanya: ‘Kenapa mereka?’ Malaikat itu menjawab: ‘Mereka adalah para wanita yang tidak mau menyusui anak-anaknya (tanpa alasan syar’i). (HR. Ibnu Hibban dalam shahihnya 7491, Ibnu Khuzaimah 1986, dan Syaikh Muqbil rahimahullah dalam Al-Jami’ush Shahih menyatakan: “Ini hadits shahih dari Abu Umamah Al-Bahili radhiyallahu ‘anhu.” Hadis ini juga dinilai shahih oleh Imam Al-Albani).

Menyapih dengan cinta atau bahasa populernya Weaning with Love (WWL) menjadi salah satu impian saya buat Eiji. Semua orang sudah paham bahwa ASI adalah makanan terbaik yang dibutuhkan oleh seorang bayi/anak. Namun, ikatan batin terindah yang terjalin saat menyusu/i hanya bisa dipahami oleh seorang anak dan ibunya. Awalnya dimulai dengan cinta, maka diusahakan diakhiri pun tetap penuh cinta. 🙂 Cerita ini sifatnya sangat individual. Setiap orang pasti punya kisah dan pengalamannya masing-masing saat menyapih anaknya. baca selanjutnya