Menghadapi Anak Susah Makan

1

Hampir sebulan ini (usia 9 ke 10 bulan) Eiji males makan. Bukan pilih-pilih sih, cuma makannya dimut jadi lama. Porsinya pun tidak sebanyak sebelumnya. Ternyata setelah ditunggu, baru deh tau penyebabnya. Sekarang muncul dua gigi mungil di gusi bawah. Oalaaahh… ini toh! 

Permasalahan anak susah makan sepertinya dihadapi oleh banyak orang tua. Ada yang sama sekali nggak mau (tutup mulut), ada yang pilih-pilih jenis, dilepeh, disembur, dan ada juga yang dimut kayak Eiji. Menu sudah diganti-ganti, turun naik tekstur, dan segala usaha telah dicoba. Memang, pada awalnya sempat bikin stres. Tapi sebenernya nggak ada gunanya juga stres gara-gara itu. 😀 Kalo ibunya stres, hasilnya mood saat memberi makan juga berantakan. Si anak bakal makin susah, hehe… masa-masa itu pernah saya lewati! Jadi saya nggak boleh stres gara-gara ngasih makan anak. 😀 Oke, jadi apa yang harus kita lakukan saat menghadapi masalah ini? Ini yang sekarang sedang saya lakukan:

  1. Ibu harus berdamai dengan diri sendiri -> untuk menjaga mood ibu agar tetap bagus saat memberi makan. Seperti di atas, jika ibu stres maka anak makin susah diberi makan. Hasilnya momen makan menjadi pengalaman tidak menyenangkan bagi anak.
  2. Memberi makan tanpa target porsi tertentu -> ini juga untuk menurunkan tingkat stres ibu, jika ada target otomatis anak juga diburu-buru agar menghabiskannya.
  3. Memaksa makan dengan cekok akan menghasilkan trauma bagi anak.
  4. Menggunakan kata positif -> misalnya: Yuk.. makan yang banyak, biar sehat. Untuk mengganti kalimat: Kalo nggak makan, nanti kamu sakit.
  5. Menciptakan suasana menyenangkan, anak duduk sendiri atau dipangku, dan tidak sambil jalan-jalan.
  6. Memberi pujian dan menghargai berapa pun yang berhasil dimakan anak.
  7. Kadang menggunakan alat/piring yang berganti bisa membangkitkan mood anak.
  8. Anak ikut memegang alat makan/makanan.
  9. Usaha mendasar: berganti menu dan naik turun tekstur. Misalnya: sedang malas makan nasi bisa diganti kentang, dll
  10. Memberi sounding saat anak mengantuk -> momen akan tidur kita gunakan untuk memberi sugesti positif, misalnya: anak pintar… makannya yang lahap ya biar tubuhnya kuat, dll.

Apapun usaha ibu untuk memberi makan, mudah-mudahan dengan sabar bisa memberi efek positif bagi anak. Berat badan tetap dipantau, yang penting ada kenaikan setiap bulan. Jika 2-3 bulan berturut-turut tidak naik atau bahkan turun, maka perlu konsultasi ke DSA maupun ahli nutrisi.

Kunci utama yang sangat penting adalah menjaga mood ibu tetap positif. 😉 Segala usaha kita tempuh, namun mood kita berantakan maka akan sangat mempengaruhi anak dalam proses tersebut. Selama ini hal-hal di atas cukup membantu saya, alhamdulillah perlahan Eiji mulai mau makan banyak. Yuuk kita coba, mudah-mudahan berhasil! 🙂

-RN-

Leave a comment