Pindah ke Indonesia

Hallo pembaca… Assalamu`alaykum warahmatullah wabarakatuh. 🙂

Lamaaaaa banget nggak berkicau di blog, setaun yang lalu kayaknya ya. Duh! haha… gapapa, yang penting kita jupa lagi! 😀 Barusan nyetrika segunung, alhamdulillah dini hari ini punya sisa energi buat nulis di sini. 😀

Selama ini ke mana aja?!? Jadi, kami sudah kembali ke Indonesia!! Melanjutkan bertualang menempuh hidup baru di sini. Sejak 1 Juli 2019 saya dan anak-anak kembali ke Indonesia. Dan ayahnya menyusul per 1 Oktober 2019. 🙂 Sekitar 10 tahun di Sendai, akhirnya saya pulang. Kalo suami 11 tahun, akhirnya kami kembali menjadi penduduk negeri tercinta. Banyak banget hal yang dilewati, nggak sempat cerita di sini. Gapapa… insyaaAllah pagi ini lanjut cerita lagi. 😀

Oke! Pasca tiga bulan adaptasi dan sibuk menata hidup baru di sini, alhamdulillah saya diterima bekerja dan sekarang menjadi ibu bekerja. Sepuluh tahun menjadi IRT, saat ini merasakan ngantor. Hahaha…. Memang sekarang adalah waktu yang tepat buat kembali menekuni `passion` dan salah satu cita-cita sendiri. Anak-anak sudah besar, sudah bisa mandiri, saatnya ibu kembali menggunakan ilmu yang pernah dipelajari agar memberi manfaat lebih luas. 🙂

img_1384

Kantor Ibu.

Saya bekerja di bagian konseling pada sebuah boarding school. Serasa menemukan petualangan baru, banyak banget hal dan pelajaran hidup yang saya dapatkan di sana. Kapan-kapan cerita! InsyaaAllah… 🙂 Lanjut lagi tentang peran baru ini. Semua prosesnya berjalan lancar, mendapat dukungan penuh dari keluarga. Suami, anak-anak, ibu saya, ibu mertua; alhamdulillah semua mendukung keputusan ini. Sebuah support system yang bikin bekerja bisa sepenuh hati, tanpa rasa setengah-setengah. Eiji sekolah, Yoshi di daycare sampe nanti dia masuk TK, dan kami tidak menggunakan ART. Semua pekerjaan rumah dikerjakan bersama, semampunya.

Waktu kerasa sangat cepat. Pagi-pagi menjelang subuh menyiapkan sarapan dan bento makan siang untuk seluruh warga rumah. Jam 6.30 sudah siap berangkat. Eiji bareng saya. Yoshi nanti jam 7 diantar ayahnya ke daycare, sekalian ayahnya ngantor. Jam 7 teng saya sudah di ruangan konseling, nunggu klien datang di hari itu. 🙂 Sampe rumah sekitaran jam 16.30-17.00, lanjut jemput Yoshi dari daycare. Begitu seterusnya. Alhamdulillah selama ini berjalan lancar. Masih sempat ngurus kebon Momiji. Oya, akhirnya di Indonesia pun saya bisa mewujudkan hobi berkebun. 😀 Udah ngerasain panen belimbing beberapa kali, daun bawang, kangkung, jeruk, daun jeruk, seledri. 😀 Komplitnya tentang ini ada di IG: @tyasmomiji.

Punya pekerjaan yang sesuai `passion` pastinya seneng, kerja dengan bahagia; meski capek. Ditambah tetep ngerjain urusan rumah tangga. Prinsip saya, sebisa mungkin nggak bawa pekerjaan ke rumah. Jadi saat kembali ke rumah, artinya peran sebagai ibu bekerja sudah usai hari itu. Balik lagi ngedapur, ngebon, ngurus anak. 😀

Bekerja di bidang psikologi adalah `passion` saya. Ketemu bergabai orang, ketemu berbagai masalah, berusaha membantu mengurai masalahnya rasanya tuh seneng! Meski risikonya ga kasat mata. Sampah-sampah psikologis dari berbagai klien dihadapi setiap hari. Itu salah satu risiko bekerja di dunia ini. 🙂

Efek positifnya, minat kepo urusan orang di sosmed menjadi turun drastis bahkan hampir hilang. :)) Banyak hal-hal yang sedang viral dan saya nggak tau! Wkwkwkw…. Kalo nggak dikasih tau biasanya saya nggak ngikutin kabar-kabar di dunia maya. Jadi hiburan di sosmed itu biasanya saya habiskan untuk lihat aneka makanan dan tanaman. 😀 Mungkin karena setiap waktu sudah ketemu banyak masalah kali ya, jadi hasrat membaca maupun melihat masalah orang maupun negara sudah tipis sekali. Lebih hepi lihat aneka tanaman di sosmed dan tanaman sendiri di kebon Momiji. 😀 Ini juga passion!!

Eh sudah jam 1 pagi, nampaknya harus melanjutkan tidur sebelum nanti mulai bangun dengan rutinitas biasanya. Segini dulu ya ceritanya… Padahal banyaaakk banget yang pengen diceritain. Pengen aktif nge-blog lagi! Mudah-mudahan ada waktu luang dan menyempatkan diri untuk kembali menulis di sini. 🙂

Dan bye bye….

Kalo kamu punya harapan, yakinlah dengan hal tersebut. Sampai tak ada sedikit pun keraguan di hati bahwa kamu akan menggenggamnya. Lantas, suatu saat akan benar-benar menjadi milikmu.

Salam,

-RN-

 

 

 

 

3 thoughts on “Pindah ke Indonesia

Leave a comment