Autumn 2014: Ayashi

Ayashi, 2014

Ayashi, 2014.

Rencana awal kami akan menuju ke daerah Yamadera dan Omoshiroyama, namun sesampainya di stasiun Kunimi rencana harus berubah. Padahal udah beli tiket… 😦 Yaaa gapapalah… Ada berita bahwa terjadi kecelakaan kereta di jalur rel ke arah sana. Akhirnya kami putuskan untuk berangkat ke Ayashi. Ayashi tidak begitu jauh dari Sendai jika dibandingkan dengan Yamadera. Suasana kereta cukup lengang, padahal hari libur nasional. Mungkin karena nggak terlalu cerah, jadi banyak orang membatalkan rencana jalan-jalannya.

Keluar dari stasiun Ayashi, kami berjalan menuju ke pinggiran kota. Mulai terlihat sawah dan lokasi yang kami tuju masih masuk ke dalam hutan. Hari itu sempat gerimis, kemudian kembali reda. Angin khas musim gugur yang lumayan dingin, ditambah dengan gerimis. Yap… tak mengapa! Perjalanan masih bisa dilanjutkan dengan menggunakan payung. 🙂

Area sawah di pinggiran kota.

Area sawah di pinggiran kota.

Oya, peserta hiking kali ini bukan hanya orang dewasa. Mari perkenalkan peserta termuda… Uhuuuiiii… 😀

Eiji Royyan Nugraha

Eiji Royyan Nugraha

Usianya baru 2 tahun namun hobinya tak mau kalah dari kedua orang tuanya, yaitu jalan-jalan. 😀

Oke baiklah… kita lanjutkan ceritanya.

Kami memasuki area hutan pinus dan mulai berbelok menuju daerah danau. Jalan setapak yang basah karena sisa air hujan, membuat harus lebih berhati-hati. Untuk menuju ke area danau, kami harus menaiki anak tangga dari jalan setapak itu.

12

Saat itu belum terlalu lelah, hanya berusaha menahan udara dingin yang mulai masuk. Danau sebentar lagi terlihat!

Separuh perjalanan, singgah sebentar untuk melepas lelah dan menikmati pemandangan.

Separuh perjalanan, singgah sebentar untuk melepas lelah dan menikmati pemandangan.

 

MashaAllah.

MashaAllah.

 

9

 

Mencintai alam adalah bagian dari bentuk bersyukur kepada Robb Pemilik Semesta.

Mencintai alam adalah bagian dari bentuk bersyukur kepada Robb Pemilik Semesta.

Perjalanan masih berlanjut. Jalan setapak semakin licin, hujan gerimis kembali turun. Kami berjalan naik ke lembah dan berputar mengelilingi danau. Ada banyak lukisan alam yang sangat indah di sana. MashaAllah… Tidak cukup kalimat untuk menggambarkan keindahan warna-warni dedaunan di musim gugur.

4

Momiji di atas danau.

Momiji di atas danau.

 

6

Kami berjalan dipayungi pepohonan seperti ini.

3

17

Momiji, pesonanya tak pernah berakhir.

Waktu sholat tiba, merasakan wudhu dengan air danau menjadi pengalaman tak terlupakan. Airnya bening, tak ada sampah kecuali dedaunan yang rontok, dingin, dan sangat segar. Petualangan kali ini telah usai, semoga berjumpa di lain kesempatan. InshaAllah 🙂

16

Jika syukur adalah sesuatu yang ringan diucapkan; maka lakukanlah setiap saat. 🙂

-RN-

2 thoughts on “Autumn 2014: Ayashi

Leave a comment