Wastafel Banjir

Kemarin seharian hujan deras karena ada taifun. Tiba-tiba saja wastafel tidak bekerja sebagaimana mestinya. Rumah kami berada di lantai satu, sepertinya setiap kali orang atas pake wastafelnya, air di wastafel kami meluap. Bukan hanya macet, si lubang wastafel itu mengeluarkan air kayak didorong dari atas. Buktinya adalah adanya air berwarna dan berbau yang bukan dari bau-bauan hasil olahan dapur kami.

Jadilah dapur kami kebanjiran karena luapan air itu. Segala upaya dikerahkan, air dibuang ke toilet, disiram ke tanah di luar rumah, tapi belum ada hasil signifikan. Cuma mengurangi agar tidak sampai banjir keluar dari bak wastafel. Entah kenapa juga lantai dapur merembes, mengeluarkan air sampai sekarang. Kemungkinan ada pipa saluran air yang rusak di situ.

2

Saat penuh, air meluap keluar, menyebabkan dapur banjir.

Setelah sekitar jam 11 malam, suami menyerah menyedot air dari wastafel. Meski demikian, alhamdulillah air bah “kiriman” sepertinya tidak muncul lagi. Saya tidak tidur sampai jam 3 pagi untuk berjaga, menunggui wastafel agar jangan banjir, bergantian dengan suami yang perlu istirahat duluan karena kecapekan menguras wastafel berkali-kali. Kalau tiba-tiba muncul lagi air kiriman, suami minta dibangunkan kapan saja. Alhamdulillah saat ditunggui itu wastafel tidak banjir. Hari ini, jam 9.30 pagi suami melapor ke office pengelola rumah, katanya nanti akan dicek.

Baru sekitar jam dua siang ini ada petugas office yang datang ke rumah. Dia mencoba memperbaiki, melakukan seperti yang sudah kami lakukan seharian kemarin. Hasilnya, masih tidak berhasil. Setelah hampir sejam ngoprek, akhirnya petugas itu undur diri. Bilangnya mungkin besok akan diperbaiki lagi, mengundang tenaga profesional. Hmm… padahal besok sudah mulai libur obon (libur nasional). 😦

Barusan office menelepon, bahwa nanti petugas pipa bakal datang ke rumah. Oke baiklah… Alhamdulillah! Mudah-mudahan urusan wastafel kelar malam ini. Kami berencana ke luar kota besok Rabu, insya Allah. Nggak enak banget kalo keluar kota sambil mikirin rumah kebanjiran.

-RN-

Leave a comment