Hiking Omoshiroyama-Yamadera

image

Cerita musim gugur tahun lalu yang belum sempat menuliskannya di blog. Sudah melewati musim dingin dan musim semi, bahkan ini sudah di awal musim panas. 😀 Ntah sudah berapa purna terlewati?!? Hihihi…. Mohon maaf, saya kebanyakan nulis  cerita di Instagram Tyas Momiji. Blog jadi terbengkalai. 😦

Melanjutkan cerita dikejar beruang hutan sebelumnya, Pak Suami masih penasaran pengen ngajak kami `napak tilas` tempat kami saat itu. Uji nyali ato gimana ya?!?

Ya sudah… Sendhiko dhawuh, Pak! Bunda ngikut kata Ayah. Mari kita napak tilas rute kita berlari dua pekan lalu.

image

Kami naik kereta ini, sampai di Omoshiroyama istirahat sebentar kemudian shalat dan makan siang. Karena musim gugur, jadi tengah hari pun Udara sejuk. Perjalanan pun dimulai. 

Kami melintasi jalur perjalanan seperti yang tertera di peta. Memasuki hutan, berjalan di jalanan setapak, sampai ketemu air terjun. Pemandangannya sangat cantik! MasyaaAllah… Karena hiking dengan anak-anak, maka yang paling dijaga adalah memastikan Eiji mengikuti instruksi. Yoshi digendong ayahnya berjalan diurutan pertama. Eiji mengikuti di tengah. Saya paling akhir. Ayah bertugas memilih jalan yang aman, Eiji tinggal mengikuti, dan saya di belakang menjaga Eiji sambil memberi instruksi.

This slideshow requires JavaScript.

This slideshow requires JavaScript.

image

image

Saat berada di sekitaran air terjun, jalanan setapak sangat licin. Hanya bisa dilalui satu orang. Gimana caranya agar Eiji aman? Mau nggak mau harus berjalan pelan dan menggandengnya. Salah posisi dan pijakan sedikit saja, maka bisa terpeleset ke sungai. Setelah ketemu tempat yang lebih lapang, kami beristirahat sebentar. Air sungai benar-benar bersih, dingin, dan pemandangannya sangat indah. Untuk mencapai tempat ini memang perlu usaha lebih banyak. Jalan setapak licin, jembatan kayu, bebatuan, lumut dan berbagai usaha agar nggak jatuh; terbayar dengan pemandangan di dalamnya. 🙂

This slideshow requires JavaScript.

image

This slideshow requires JavaScript.

Perjalanan terus dilanjutkan. Melintasi terowongan air, naik ke bukit, sambil menikmati pemandangan. Semua suasananya ada di dalam foto.

This slideshow requires JavaScript.

Setelah berjalan sekian lama, akhirnya kami bertemu dengan jalan raya. Alhamdulillah. Di sinilah tempat kami bertemu dengan induk dan anak beruang hutan pada pekan sebelumnya. Tepat di posisi ini saya berdiri dan mulai berlari. Merinding gimana gitu yah pas ke sana lagi. Masih sangat terasa suasana mencekam saat dikejar beruang.

This slideshow requires JavaScript.

Untuk mencapai Yamadera masih perlu berjalan lebih jauh lagi, kami memasuki hutan pinus. Warna-warni pepohonan musim gugur sangat cantik. Udara segar dan bau dedaunan basah memberi rasa dan ketenangan tersendiri.

This slideshow requires JavaScript.

Istirahat, shalat, dan makan cemilan agar anak-anak tetap semangat jalan! 😀 Hiking bareng anak-anak harus bawa makanan yang banyak. :)) Terus berjalan masuk hutan, hingga membaca simbol area pemukinan penduduk. Di sana disebutkan bahwa lokasi tersebut sudah aman dari jangkauan beruang hutan. Lega! 😀

Akhirnya kami sampai di daerah Yamadera. Nggak pengen nunggu lama lagi, jalan lebih cepat untuk makan SOBA panas. Hehehe…. Sudah nggak peduli pemandangan lagi! Bunda sudah lapar. :))

Alhamdulillah, soba panas mendarat di meja kami. Ahh kenyang! Eh nggak berapa lama ketemu dengan teman-teman Indonesia di kedai soba itu. Akhirnya ngobrol berjamaah! Biasalah kalo orang Indonesia saling ketemu pasti rame, di mana pun. :))

This slideshow requires JavaScript.

image

Demikian perjalanan kami hari itu. Kami pulang ke Sendai menggunakan kereta. Capek tapi senang. Memberi pengalaman baru untuk anak-anak. Piknik ke hutan! 😀 Di sana kami ingin mengajarkan banyak hal kepada anak-anak. Alam, mengikuti instruksi, keberanian, percaya diri, melatih kekuatan, pantang menyerah. Alhamdulillah semua di dapat pada perjalanan hari itu. 🙂

Salam,

-RN-

Nb:

Siang ini mendadak HP saya mati tiba-tiba, nggak tau kenapa sebabnya. Jadi sampe saat ini saya tidak bisa dihubungi dan menghubungi via pesan Hp, WA, IG. Semua foto sejak tahun lalu belum dipindahkan. 😦 Ahhh inilah yang saya takutkan! Kejadian HP sebelum ganti HP ini juga demikian, semua foto hilang karena HP diperbaiki. Saya kehilangan kenangan foto2 saat melahirkan Yoshi dan foto2 Yoshi saat bayi. :(( Yang pasti, segala yang ada di dunia nggak ada yang abadi. 😦

Update:

Setelah berusaha memperbaiki ke Apple, hasilnya NIHIL. Qodarullah… Memang harus merelakan semuanya. Semua foto, video, catatan, nomor telepon, dan segala hal yang tercatat rapi di sana harus pergi. Tentang anak-anak, keluarga, teman-teman, aktivitas, semua hilang tak berbekas. Selama ini saya terlalu banyak menulis di sosial media hingga melupakan blog ini. Mungkin hikmahnya, mulai sekarang saya akan kembali rajin menulis secara runtut agar bisa dibaca setiap waktu dan dokumentasi tersimpan rapi di blog. Saat ini yang tersisa tinggal kenangan yang ada di akun Instagram. Selebihnya, melepasnya pergi. Merelakan adalah yang terbaik. Biarkan tersimpan di dalam hati!

 

Leave a comment