Maaf, Ayah…

Suatu ketika Eiji melakukan hal yang membuatnya harus meminta maaf kepada ayahnya.

Berikut ini kurang lebih percakapan kami bertiga:

M: Ayo kakak minta maaf sama ayah

E: (melihat ayahnya, namun tak bergeming dari duduknya)

M: Kalo Kakak minta maaf, nanti ayah maen lagi sama kakak

E: (masih tidak mau, hanya melirik ayahnya)

A: Kakak belum minta maaf sama ayah

E: berjalan dan bilang nggak mau, maen aja katanya

M: Kenapa kakak nggak mau minta maaf sama ayah?

E: Maaf sama mama aja

M: Oke *sambil nahan ketawa

Sampe beberapa saat, Eiji minta maaf kepada mamanya.

E: Maaf Mama… sambil memeluk mama

M: Sekarang kakak minta maaf ke ayah

E: Maaf Ayaahhh… kemudian maen bareng lagi.

Atas kejadian tersebut, lantas saya berpikir mengapa Eiji bersikap seperti itu. Selama ini jika dia merasa bersalah kepada saya, dengan mudah meminta maaf dengan mengulurkan tangannya kemudian bilang `maaf mama` dan memeluk saya. Pertanyaannya, mengapa tidak demikinan … lebih sulit baginya untuk meminta maaf kepada ayahnya?

Apakah ada hubungan jenis kelamin anak dengan perilaku meminta maaf kepada orang tua. Pada cerita ini, anak laki-laki `lebih sulit` meminta maaf kepada ayah dibandingkan kepada ibunya. Saya belum menemukan hasil penelitian tentang hal ini. Hmm… cukup menarik mengamati hubungan orang tua dan anak sejak usia dini. 🙂

-RN-

Leave a comment