Menghadapi Anak Sakit

Sendai, 10 Juli 2018

img_0081

Beberapa hari ini Bunda sibuk menjaga anak sakit. Saling menyusul! Sepulang dari rapat sekolah (Selasa) pekan lalu  sampai Jumat malam, Yoshi demam. Demam tinggi yang membuatnya rewel berhari-hari. Saat di rumah, saya coba memeriksa sendiri. Tidak ada batuk pilek, hanya demam. Ternyata ada luka kecil di kakinya. Dibersihkan dan diplester. Saya curiga, kemungkinan itu penyebab demamnya. Sambil terus diobservasi dan menunggu sampai hari ketiga. Pada hari ketiga saya bawa ke klinik. Setelah dipeiksa dokter, ternyata benar. Luka tersebut yang kemungkinan membuat demam, lantas diberi antibiotik oral dan salep oles untuk tiga hari.

afa711db-c920-463b-a102-f52f8366af00

Menjadi ibu, artinya harus siap menghadapi berbagai keadaan yang dialami anak. Salah satunya ketika anak sakit. Menghadapi anak sakit, ada hal-hal penting yang harus ibu lakukan:

  1. Rajin membaca dan membekali diri dengan pengetahuan dasar tentang penyakit-penyakit yang biasa dialami anak-anak. Selama hamil, merupakan waktu longgar untuk menyiapkan diri sebagai ibu, membekali diri dengan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya. Salah satunya dengan banyak membaca. Baik melalui buku maupun dunia maya. Berselancar di dunia maya, membaca web dan mengikuti forum-forum kesehatan terpercaya yang diasuh oleh para dokter anak dapat menjadi bekal pengetahuan dasar untuk ibu. Hal ini bisa terus dilakukan kapan saja, sangat bermanfaat dan minimal tahu apa yang harus dilakukan ketika menghadapi anak sakit tertentu. Belajar pada kondisi rileks, akan menyerap informasi lebih banyak daripada baru beajar dadakan saat anak sakit. Panik, akhirnya googling di internet, dan hasilnya tambah panik! Jangan sampai demikian. Yang pasti, menjadi ibu harus berbekal ilmu sebanyak-banyaknya.
  2. Bersikap tenang. Ibu yang tenang akan mampu berpikir jernih dan mengidentifikasi permasalahan yang dialami anak, kemudian tahu langkah selanjutnya yang harus dilakukan. Ketika anak sakit, wajar memang jika kita panit. Tapi kita tetap harus berusaha tenang agar bisa merawat anak dengan baik. Ketika ibu panik, maka anak akan semakin tidak nyaman ketika kita pegang. Terutama anak-anak usia bayi.
  3. Tidak perlu buru-buru ke dokter. Untuk penyakit ringan seperti demam (kisaran 37.5-39) tanpa ada gawat, batuk, pilek; maka tunggu sampe tiga hari. Perjalanan penyakit sejak demam membutuhkan waktu tiga hari hingga bisa menegakkan diagnosis. Cukup dirawat sendiri di rumah dan bersabar. Setelah tiga hari, jika belum membaik, maka bawa ke dokter. Jika ada tanda-tanda darurat, tidak perlu menunggu tiga hari segera bawa ke dokter.
  4. Jangan takut dengan demam anak. Demam merupakan gejala bahwa tubuh sedang memberi respon pertahanan diri terhadap serangan dari luar. Tidak perlu buru-buru memberi obat penurun demam. Amati anak terlebih dulu dan selalu pantau suhu dengan termometer (bukan dengan tangan di dahi). Tubuh dikatakan demam jika suhu di atas 37.5 celcius. Obat penurun demam baru diberikan ketika suhu di atas 38.5 C. Tetap observasi keadaan anak, jika kondisinya masih aktif, masih banyak berbicara dan main, masih beraktivitas, maka tidak perlu khawatir. Hanya butuh istirahat. Beri cairan sebanyak-banyaknya (termasuk beri kocokan air madu untuk anak di atas usia 1 tahun), ASI sebanyak-banyaknya (jika di bawah 2 tahun) dan kompres menggunakan air hangat di bagian tubuh yang banyak pembuluh darahnya (selangkangan, perut, belakang lutut, ketiak), dan di dahi dengan tempelan penurun panas agar membuat nyaman. Jika bayi dan balita, maka bisa melakukan skin to skin contact. Menempelkan kulit anak (bagian dada dan perut) ke kulit kita langsung dengan dipeluk, agar demam terserap. Cara ini sangat efektif. Mandikan anak dengan berendam di air hangat. Semua hal tadi adalah cara menurunkan demam tanpa obat. Jika saat suhu di atas 38.5C dan kondisi anak sudah tidak nyaman, rewel, dan sulit tidur; barulah berikan obat penurun demam. Jadi demam itu bukan musuh, malah tanda tubuh sedang memberi respon yang baik. Biarkan sistem pertahanan tubuh bekerja terlebih dulu, jangan buru-buru langsung memberi penurun demam. Memang butuh kesabaran saat menghadapi hal ini. 🙂
  5. Selalu sediakan obat penurun panas di rumah. Baik obat tempel dahi maupun obat minum. Merknya: Sanmol, paracetamol, dll. Obat demam anak di sini berupa suppository yang dimasukkan melalui anus. Diberikan saat suhu di atas 38.5C dan tiap 6-8jam, maksimal hanya 2 biji sehari. Simpan suppository ini di dalam kulkas, digunakan sewaktu-waktu saat anak demam. Minimalnya punya 1 untuk kondisi darurat sebelum ke dokter.
img_0275

Penurun demam yang ditempel di dahi. Bisa dibeli di semua apotek.

img_0082

Suppository (obat demam via anus) didapatkan dari dokter anak. Selalu `nyetok` ini di dalam kulkas. Dosisnya sesuai usia anak.

Orangtua harus paham kondisi kapan sakit yang cukup dirawat di rumah dan kapan harus segera pergi ke dokter. Beberapa di antaranya:

  1. Amati kondisi fisik anak. Jika masih aktif, mau makan minum, berbicara, bermain; cukup dirawat di rumah. Jika lemas, tidak mampu berbicara, diam; segera bawa ke klinik. Jangan biarkan sampai demam tinggi, kalau anak sudah tidak nyaman (susah tidur, rewel, tidak mau minum) maka segera berikan obat penurun demam. Jika di keluarga besar ada riwayat kejang demam, maka harus lebih ekstra dipantau. Cepat diberi obat saat sudah 39C. Saat anak diare, berikan cairan sebanyak-banyaknya dan buat oralit sendiri. Segera ke dokter tanpa ditunda. Jangan sampai anak dehidrasi.
  2. Tidak semua demam membutuhkan antibiotik. Batuk pilek karena common cold, flu, segala penyakit karena virus tidak membutuhkan antibiotik. Pilih dokter yang RUM (Rational Use of Medicines). Salah satu tandanya: tidak memebrikan resep antibiotik pada batuk pilek biasa, tidak semua penyakit digempur resep antibiotik.
  3. Perjalanan penyakit sejak menunjukkan gejala (demam, diare, gatal, dll) sampai bisa ditegakkan diagnosis tertentu membutuhkan waktu tiga hari. Sebelum tiga hari, diagnosis yang pasti belum bisa muncul Jadi jangan buru-buru ke dokter sebelum tiga hari. Kondisi tubuh anak yang sedang merespon kuman lebih lemah daripada saat sehat, jika dibawa ke klinik sebelum tiga hari malah sangat berpotensi besar tertular kuman-kuman lainnya yang ada di klinik. Lebih baik bersabar dirawat di rumah dulu, jika tidak membaik baru dibawa ke klinik.
  4. Pilih dokter yang komunikatif dan mau berdiskusi. Jangan menunggu dokter memberi info tapi tanyakan/sampaikan semua yang ingin kita ketahui. Kita perlu tahu semua obat yang diresepkan dan efek bagi anak. Di klinik, tidak hanya sekedar memberi obat tapi juga ada hak edukasi untuk orangtua.
  5. Banyak berdoa dan bersabar. Semua usaha untuk menyembuhkan harus dilakukan, paling utama adalah berdoa. Kita harus bersabar, menerima saat harus merawat anak sakit, dan terus bersabar melewati prosesnya. Itu memang sangat melelahkan, banyak begadang, repot, belum lagi mengurus anak yang lain, tapi kita harus terus berusaha sabar. Kesabaran itu yang akan membuat kita tenang selama menjalani prosesnya dan insyaaAllah mendapat pahala besar di sisi Allah. InsyaaAllah. Cukup sabar, sabar, terus sabar dan berdoa. 🙂

Biasanya sakit ini bergantian, setelah adiknya nanti kakaknya; atau sebaliknya. Kadang juga bebarengan. Saat Yoshi dalam masa pemulihan, gantian Eiji demam dan izin sekolah. Semalaman begadang berhari-hari menjaga anak-anak bergantian dengan ayahnya.

Menjadi ibu harus kuat menjaga keiikhlasan, yang sabar, juga jaga kesehatan. Jangan sampai sakit! Ketika ibu sakit, keluarga menjadi tidak stabil. Siapa yang mengurus anak-anak, suami, dan rumah. Ikhlas dan sabar itu harus dipaksa dan dibiasakan. Kalo tidak berusaha, kita nggak akan pernah bisa sabar. Selalu jaga kesehatan karena ibu sangat penting keberadaannya di rumah. 🙂

img_0253

Salah satu kebahagiaan semua ibu adalah melihat anak kembali lahap makan setelah melewati hari-harinya melawan sakit. 🙂

Berusaha untuk terus bersyukur pada semua keadaan dan berpikir positif atas semua yang sedang kita jalani. Pikiran kita sangat mempengaruhi tubuh kita, ketika pikiran positif maka tubuh akan merespon hal positif dan menjadi sehat. Jadi menjaga kesabaran dan pikiran baik adalah hal penting.  🙂 Jangan lupa terus belajar bagaimana menangani anak di saat sakit agar ketika menghadapinya, sudah punya bekal ilmu dan bisa tenang menjalani. Selamat pagi!

-RN-

Leave a comment