Mudik 2013: Sendai-Bandung-Semarang

Alhamdulillah kami telah kembali ke Sendai setelah tiga bulan kurilingan. ๐Ÿ˜€ Sesuai janji saya sebelumnya, mumpung sempat curi waktu pengen nerocos di sini. Woaaahh…. sambil ngantuk! sekarang jam 00.05 dini hari, Eiji baru aja bobok. Widiiih jetlag yang tak kunjung usai. ๐Ÿ˜ฆ Oke, sebelum ketiduran lebih baik langsung cerita ya!

Sendai – Bandung

Berawal dari kelahiran Eiji setahun yang lalu kami berencana mudik ke Indonesia setelah Eiji berumur satu tahun. Alhamdulillah, tepat tanggal 26 Agustus 2013 kami bertolak dari Sendai menuju ke Indonesia. Pada mudik-mudik sebelumnya, biasanya suami sendiri ato saya sendiri, kali ini mudiknya rombongan bertiga. ๐Ÿ˜€ Dari Sendai bertolak ke Tokyo menggunakan shinkansen (biar hemat waktu dan tenaga), apalagi bawa bayi umur setahun yang lagi aktif-aktifnya dan baru pertama kalinya ke luar negeri. Beneran efektif lumayan hemat waktu. Sepanjang jalan di Hayabusa (nama shinkansen tercepat saat ini *yang duduknya satu baris tiga kursi) Eiji heboh karena tetangga kursi nyalain laptop. Ohhh… anak ini paling hobi ngoprek laptop bapak-ibunya, jadi lihat laptop orang langsung matanya berbinar. Satu setengah jam rasanya lamaaaa, harus pegangin Eiji yang pengen kenalan dengan tetangga kursi. Sesampainya di stasiun Tokyo, dilanjutkan ke Hamamatsu chuo buat naik monorail ke bandara Haneda. Lumayan terasa cepet karena Eiji nemplok tenang di gendongan ibunya. ๐Ÿ˜€ Check in sudah dibuka, stroller Eiji disimpan dan diganti stroller bandara. Kali ini kami naik Air Asia, biar nggak kapok lagi karena capek duduk, maka kami pesan barisan hotseat. Saya duduk mepet jendela, suami di tengah, dan paling pinggir seorang bapak Jepang. Eiji tetep nemplok ibunya, meski sambil heboh. Saat mau ditidurkan di bassinet, ehh dianya enggak mau. Alhasil sepanjang perjalanan mangku Eiji bergantian dengan bapaknya.

Di pesawat saat itu sempat lihat kilatan petir di langit. MashaAllah benar-benar seperti langit sedang terbelah. Juga bisa menyaksikan fajar menyingsing dengan mata telanjang, bagaimana semburat garis putih muncul di cakrawala pagi. MashaAllah… indah! Sepanjang jalan bisa lihat macam-macam karena enggak tidur, mangku si juragan yang tidur ganteng. Alhamdulillah mendarat di Kuala Lumpur dengan lancar. ๐Ÿ™‚ Sambil menunggu penerbangan selanjutnya, di foodcourt-nya kami sempat makan sejenis kebab yang isinya bisa pilih tuna atau sapi, super enak! Eiji juga lahap makan itu. ๐Ÿ˜€ Perjalanan berlanjut ke Jakarta, di pesawat Eiji sempat-sempatnya ngajak kenalan dan ngobrol dengan penumpang lain (penumpang dewasa). Waduuuh… ini anak ramahnya suka kadang bikin serem bapak ibunya. ๐Ÿ˜€

Sampai Jakarta dijemput Aki dan Ene`nya Eiji (nuhun Bah… Mah…), saat itu Jakarta super panas. Eiji keringetan ngucur padahal saat itu rambutnya sedang botak habis dicukur sehari sebelum mudik. Perjalanan Jakarta-Bandung, biasa… ada macet. Yang membuat Eiji kegirangan saat melihat buanyaaakkk mobil berdekatan di dekat dia. Hahaha… maklum, baru ke luar negri! ๐Ÿ˜€ Sepanjang jalan dia maunya berdiri sambil matanya heboh melihat kelap-kelip deretan mobil yang mengular. Maklumlah Nak, baru lihat mobil banyak ya! ๐Ÿ˜€ Alhamdulillah nyampe Bandung dengan selamat, di sana sudah ada kakak Fawwaz, kakak Zivan dan ceuceu Kinan. ๐Ÿ˜‰

Eiji dan Kakaks

Eiji dan Kakaks

Bandung – Semarang – Jogja

Selepas istirahat beberapa hari, mulai janjian ketemu beberapa teman dan saudara. Oohh menyenangkan!! Meski nggak banyak, tapi bisa ketemu teman lama tentu sangat membahagiakan. ๐Ÿ˜‰ Selesai urusan di Bandung, kami melanjutkan mudik ke Semarang. Kalo dulu biasa naik kereta malam Harina, sekarang karena bawa Eiji jadi kami pilih naik Merpati Airlines (lagi-lagi alasannya biar hemat waktu dan tenaga). Perjalanan ke Semarang hanya 50 menit, tidak melelahkan karena Eiji melanjutkan boboknya. Sejam nggak kerasa kalo Eiji bobok, tau-tau udah nyampe Semarang. Alhamdulillah! ๐Ÿ˜€ Langsung deh meluncur ke rumah Eyang-nya Eiji. Flyover Kalibanteng sudah jadi, tapi tetep aja kendaraan cukup padat. Sekian puluh tahun di Semarang, aroma Semarang tentu membuat kangen.
Beberapa hari kemudian sepupu Eiji datang. Kebetulan mereka sebaya cuma beda 2.5 bulan (duluan dek Anca) jadi deh heboh maen bareng. ๐Ÿ˜€ Sempat juga ketemu dengan beberapa teman SMA, tante Ririn dan Nabila, tante Pai dan tante Icus, plus Nashira. ๐Ÿ˜‰

Begini kalo Eiji dan Anca sedang main.

Begini kalo Eiji dan Anca sedang main.

Terus berlanjut liburan ke Jogja bareng dek Anca dan Eyang, mau ngenalan Eiji kepada nuansa Jawa yang masih sangat kental. Kami nginep di Dafam Fortuna Hotel. Lokasinya di daerah Malioboro, jadi asik banget buat sekalian keliling Malioboro, alun-alun, dan sekitarnya. Malioboro masih sama seperti dulu, romantis saat malam hari. Angkringan dan lesehan makin menambah nuansa unik di daerah itu. Harga-harga di sana juga masih bersahabat. Ahh Jogja selalu membuat kangen! Paginya berlanjut ke pantai Indrayanti. Pantainya bersih dan pemandangannya indah. MashaAllah… Buat potonya bisa klik di tulisan Indrayanti tadi. ๐Ÿ™‚

Oya, sempat semalem bobok di rumah tante Riska (bunda dek Anca) di Salatiga yang sejuk. ๐Ÿ˜‰ Alhamdulillah, meski singkat tapi bahagia bisa liburan bareng keluarga. Terus balik ke Bandung juga menggunakan Merpati Airlines, dengan pesawat kecil yang dipake penerbangan Bandung-Semarang PP.

dari yogyatripdotcom

pantai Indrayanti dari yogyatripdotcom

Akhirnya liburan suami usai, kurang lebih tiga minggu di Indonesia lumayan mengobati kangen. Ooohh… Ayah harus kembali ke Jepang, bubyeee Ayah… Abuuuh dan Eiji masih di Bandung untuk menunggu perjalanan selanjutnya. Okey, nyicil dulu ceritanya. Selanjutnya nanti perjalanan Jakarta – Munich, InshaAllah… ๐Ÿ˜‰ Sudah dini hari, waktunya pindah ke alam mimpi. Dadah bubyee….

-RN-

One thought on “Mudik 2013: Sendai-Bandung-Semarang

Leave a comment