Pengalaman Naik Garuda Indonesia

12

Garuda Indonesia baru saja menyabet gelar The World’s Best Economy Class dari Skytrax dan beberapa penghargaan lain pada tahun sebelumnya. Awalnya saya tidak terlalu memperhatikan hal-hal semacam ini. Sebagai rutinitas: naik pesawat – duduk manis – tidur – makan – mendarat demikian seterusnya. Pikir saya saat itu, yang penting nyampe tujuan dengan selamat sehat wal afiat. Namun setelah punya anak, membawa anak (bayi satu tahun) naik pesawat, hal-hal detail menjadi perhatian saya. Dulunya, saya nggak terlalu peduli dengan pelayanan pramugari, makanan, dan berbagai kenyamanan yang ditawarkan oleh maskapai penerbangan. Namun sekarang, hal itu menjadi hal utama. *guweh sudah jadi ibu-ibu 😀

Nah, bawa bayi umur setahun yang lagi aktif-aktifnya tentu menjadi “kenikmatan” tersendiri saat naik pesawat. Kali pertama yang dipikirkan oleh semua ibu pasti kenyamanan anaknya. Kalo dulu sebelum punya anak, semua hal mungkin bisa dilakukan sendiri saat di pesawat. Oke baiklah, berikut ini testimoni saya naik maskapai kebanggaan negeri kita Garuda Indonesia:

Pengalaman pertama naik Garuda dengan membawa Eiji adalah penerbangan dari Abu Dhabi ke Jakarta. Saat itu Etihad bekerja sama dengan Garuda untuk mengangkut penumpang ke tujuan Jakarta. Kami menggunakan pesawat tipe Airbus (mereka dari Amsterdam), sehingga jarak antar kursi lebih sempit daripada biasanya (boeing). Saya mendapat kursi di barisan nomor dua, mungkin barisan depan sudah penuh karena kami penumpang dari Abu Dhabi. Transit yang cukup lama (sekitar 6 jam), kondisi pesawat penuh, dan AC tidak terlalu kenceng jadi agak gerah. Nah untungnya… pelayanan pramugari garuda sangat memuaskan! TOP deh. Saya nggak jadi manyun. Mbak pramugari dengan ramah memberikan pelayanan untuk kebutuhan Eiji, misalnya beberapa kali mengambilkan minuman dan membawakan banyak makanan bayi, plus tawaran diapers (meski kami sudah bawa sendiri). Saya merasa nyaman meski nggak tidur semalaman di dalam pesawat. 😉

Pengalaman kedua ketika penerbangan Jakarta-Narita kemarin. Saya dan Eiji (hanya berdua) mendapat tempat duduk di baris kedua (karena pesawat penuh, transit asal dari Denpasar). Dengan tipe boeing lumayanlah, cukup luas meski di baris kedua. Jadi saya duduk di sisi kanan dengan dua turis Jepang. Awalnya udah mikir gimana kalo Eiji heboh saat mereka sedang tidur (saat itu penerbangan malam hari). Udah khawatir bakal mengganggu kenyaman turis di sebelah saya. Saat semua penumpang sudah duduk, datanglah mbak pramugari berbaju ungu dan menawarkan kepada saya apakah mau dicarikan kursi kosong agar leluasa untuk menyusui? Tapi di belakang. Ohh… tentu saja saya mau! 😀 Akhirnya dengan dibantu pramugari mencarikan tempat kosong, saya duduk di baris 47 dengan tiga kursi kosong dipake berdua dengan Eiji. Alhamdulillah… Tidak perlu khawatir mengganggu penumpang lain dan Eiji bisa bergerak leluasa, plus dapat mainan. Nyaman banget! 😀 Pun saat menu utama disajikan, ternyata mengandung unsur alergen dan saya nggak boleh makan itu. Saya sampaikan kepada pramugari (kali ini pramugari Jepang) dan alhamdulillah dapat ganti yang lain. Urusan angkat mengangkat bagasi kabin juga tidak perlu dirisaukan, jadi ibu yang membawa anak bisa bepergian naik garuda dengan nyaman. Stroller pun bisa kita ambil di depan pintu pesawat setelah mendarat. Jadi tidak perlu menunggu antrian bagasi di bawah. Saya sangat terbantu dengan pelayanan Garuda! 🙂

Kekhasan Garuda lainnya adalah pemutaran kompilasi lagu-lagu nasional yang telah diaransemen, saat masuk dan keluar pesawat. Jadi terasa sangat Indonesia! Apalagi buat penumpang yang pulang mudik, duuuhh kampung saya sudah dekat! Begitu kira-kira rasanya, trenyuh haru. 🙂

Dulu sebelum punya anak, naik Garuda (yang biasa saya lalui) tujuan Jakarta-Narita PP dan Jakarta-Semarang kesannya biasa aja bagi saya, kecuali kondisi pesawatnya (Garuda tetap nomor satu jika dibandingkan maskapai domestik di Indonesia). Mungkin karena nggak merasa banyak terbantu dengan pelayanannya, soalnya segala bisa dilakukan sendiri dan nggak banyak minta ke pramugari. Tapi setelah punya anak dan bepergian berdua hanya dengan Eiji, benar-benar terasa mendapat pelayanan prima. Mudah-mudahan semakin keren dan menjadi maskapai kebanggaan Indonesia. Terima kasih Garuda! 🙂

-RN-

3 thoughts on “Pengalaman Naik Garuda Indonesia

  1. halo mba, saya mau tanya nih apa naik garuda butuh surat dari dokter, saya mau bawa bayi saya berumur 5 bulan, dari brussel ke jakarta, jakarta ke bpp yang saya bingung itu mereka butuh surat dokter sedangkan saya tinggal dluar negri, apa bisa pakai surat keterangan dokter dari luar indo ya mba?? terimakasih

    • Halo mba Syarifah, sepengetahuan saya untuk membawa anak tidak perlu surat dokter. Mungkin kalo bayi perlu ada keterangan sehat dari dokter setempat (mba bisa minta di klinik dokter anak langganan di Brussel). Kita harus pastikan terlebih dahulu bahwa anak kita benar-benar sehat. Yang pasti perlu surat izin dokter biasanya ibu hamil. Buat persiapan, mungkin mba bisa membawa juga buku rekap daftar vaksinasi yang sudah dilakukan. Semoga membantu. 🙂

  2. Garuda mmng luar biasa… full service. Mulai dri permen. Surat kabar. Minuman n makanan didpat wlw di ekonomi class n rute yg pendek…

Leave a comment