Akachan: Pemeriksaan 10 Minggu di Daigaku Byouin

Gantungan pink sudah nangkring di tas. ;)

Gantungan pink sudah nangkring di tas. 😉

Jum`at, 19 Juni 2015 adalah jadwal saya ke daigaku byoin untuk periksa kehamilan. Janji sudah dibuatkan oleh Muraguchi clinic lima hari sebelumnya. Saya kebagian jam 10.15 namun harus sudah ada di sana 45 menit sebelumnya, artinya jam 9 pagi udah harus nongkrong di byoin. Rencana awal bakal nitipin Eiji ke hoikuen yang temporer, ternyata nggak kebagian kuota alias penuh. Alhasil harus bawa Eiji pagi-pagi ke rumah sakit. 

Daftar yang dibawa: boshi techou, surat rujukan, surat janjian, kartu asuransi, dan kartu ID Tohoku University Hospital. Dulu saya pernah melahirkan di sana, jadi nggak perlu bikin kartu ID baru. Pagi-pagi antrian di loket depan sudah sangat penuh, saya menuju ke loket 3 dan menyerahkan berkas surat janjian, asuransi, dan ID card. Beberapa menet kemudian dipanggil dan langsung menuju ke bagian maternity. Petugasnya nanya, udah tau kan tematnya? Yoi, nggak ada yang berubah seperti tiga tahun yang lalu. 🙂

Sesampainya di bagian kebidanan, langsung masukin berkas ke perawat dan diminta ngisi data dua form yang berbeda. Masih sama dengan pertanyaan yang dulu. 😀 Nggak lupa buat ukur tensi, tinggi, dan berat badan. Setelahnya, silakan nunggu sampai nama dipanggil. Ini dia yang bagian super lamaaaa.

Ruang-ruang pemerikasaan.

Ruang-ruang pemeriksaan.

Bisa baca buku di situ, mayan untuk hiburan Eiji.

Bisa baca buku di sana, mayan untuk hiburan Eiji.

Resiko periksa di rumah sakit sih, saya udah apal. Dulu juga begini, tapi bedanya Eiji masih di perut jadi nggak stres. Sekarang bawa bocah yang mulai kelihatan bosan, mulai heboh. 😀 Jam 11 lebih barulah nama saya dipanggial untuk masuk ke ruang 28.

Di sini tempat saya diperiksa.

Di sini tempat saya diperiksa.

Oya, berat badan di angka 46.7 kg (kehamilan 10w). Kita lihat penambahan selanjutnya.

Dokter mempersilakan masuk, memperkenalkan diri, dan mulai mengkonfirmasi rekap medik saya. Catatan periksa 3 tahun lalu masih komplit, disatukan dengan yang sekarang dalam satu bundel. Dokternya sangat baik, berusaha mengungkapkan dalam bahasa Inggris beberapa istilah yang nggak saya pahami. Dijelasin juga bahwa di Jepang kalo pernah operasi caesar, akan dilakukan operasi lagi untuk meminimkan resiko. Ya begitulah. Ada teman yang melahirkan di Tokyo bisa VBAC. Tapi saya nggak mau maksain juga, toh pasti dokter di sini berusaha memberikan yang terbaik. Pertama dilakukan USG abdominal/perut, alhamdulillah kelihatan jelas polah si akachan adeknya Eiji. Eiji juga ikut nimbrung di ruang periksa. Dia bilang `itu akachan, mama… adeknya lagi maen di perut mama.` 😀 Eiji ikut khusyuk melihat layar monitor USG. Detak jantung, kepala, kaki sudah kelihatan jelas. Momen ini yang selalu mengharukan bagi saya. Makhluk mungil ini ada dan tumbuh! SubhanAllah…

Akachan 10w

Akachan 10w

Setelah ngobrol singkat, saya diminta pindah ke ruang 25 untuk melakukan USG transvaginal memastikan kondisi rahim dan detail kondisi fetus. Di sini selalu begitu, USG transvaginal di trimester pertama hukumnya wajib. 😀 Nggak lama kemudian dipanggil ke ruang 25. Setelah itu kembali dipanggil ke ruang 28 untuk ngobrolin hasil pemeriksaan. Alhamdulillah semua hasilnya Oke. 🙂

Dokter juga kembali mengkonfirmasi bahwa saya akan menggunakan sistem semi open, jadi bolak balik rumah sakit dan klinik. Cek selanjutnya di daigaku byoin pas ukuran 20w. Setelah ini di umur 12w akan periksa ke Muraguchi clinic. Secara umum saya puas dengan pemeriksaan di daigaku byoin, tapi nunggunya itu lhooo… Mana bawa Eiji jadi lebih repot. Sekalian ngerasaain pengalaman lain yang berbeda dari jaman hamilnya Eiji. Jadi saya memutuskan untuk pemeriksaan yang pake sistem semi open. Pertama, kalo di klinik nggak harus nunggu lama. Kedua, bisa milih hari Sabtu jadi Eiji bisa dititip ke bapaknya. Kalo di RS harus Senin-Jumat. Ketiga, Eiji nggak perlu sering-sering ikut ke rumah sakit. 🙂

Ruang tunggu ke ruang 28.

Ruang tunggu ke ruang 28.

Mading tentang kehamilan dan melahirkan.

Mading tentang kehamilan dan melahirkan.

Kelar periksa masih harus nunggu lagi buat ketemu midwife. Jadi biasanya memang ada sesi ngobrol dengan midwife sebelum ketemu dokter atau setelah ketemu dokter. Ini juga lama! Eiji udah lapar, udah nggak jelas moodnya. Akhirnya nama saya baru dipanggil. Isinya ngobrolin prosedur, mengkonfirmasi form yang tadi saya isi, dan tentang kehamilan lainnya. Akhirnya selesai juga. Tinggal bayar ke loket depan. Dan… Masih antri lagi, untungnya ga lama. Beres urusan di RS, langsung menuju tempat makan yang diminta Eiji. Kasian dia, udah laper banget! Jam 9 sampe 12.30. 😦

Mari pulaaanggg….

Di halte bus menuju pulang.

Di halte bus menuju pulang.

-RN-

Leave a comment