Halal Party: Mengenalkan Makanan Halal di Sendai

Sendai, 21 Juli 2018

Cuaca hari itu sangat panas, suhu mencapai 40-41 derajat C. Saya memiliki janji untuk memasak di acara HALAL PARTY yang sudah direncanakan satu bulan sebelumnya. Bulan Juni lalu, juga berkesempatan masak di sana. Alhamdulillah masakan yang dibuat disukai peserta dan panitia. Lantas panitia menghubungi kembali untuk masak di bulan Juli. 🙂

Halal Party adalah acara yang diselenggarakan oleh komunitas orang Jepang yang menyukai kebudayaan asing dan tertarik mengenal tentang masakan halal. Pesertanya dari berbagai negara. Negara mayoritas muslim dijadikan sebagai juru masak utama pada acara tersebut. Karena yang paham tentang halal haram ya orang muslim, kan? 😀 Salah satunya Indonesia, Juni lalu saya memasak opor ayam, soto Bandung, dan kolak pisang. Tema utamanya tentang Idul Fitri dan budaya di dalamnya. Beberapa teman dari negara Arab memaparkan tentang kebiasaan di negaranya. Ternyata di Turki dan Maroko nggak beda jauh dari Indonesia, pake baju baru, setelah sholat Eid dilanjutkan ngumpul dan makan bersama dengan keluarga, kemudian keliling ke rumah-rumah kerabat, dan mendapatkan salam tempel. 😀 Foto-foto dan cerita lengkapnya ada di IG: @tyasmomiji. Belum sempat diunggah ke blog ini. 🙂

Pada kesempatan ini, saya memasak menu SEGAR yang cocok untuk musim panas. Kebetulan Sendai sedang puncak musim panas, jadi memilih jenis yang ringan dan menyegarkan. 😀 Terpilihlah Ikan Masak Lempah Nanas dan Pecel Gado-gado. Masak bersama para peserta, yang mereka nggak familiar dengan rasa cabe. :)) Orang Jepang itu nggak bisa makan pedas! Jadi sekalian ngenalin rasa cabe ke mereka. Hihihi… Saya sengaja membuat kuah Lempah Nanas dengan level pedas dan agak pedas. Dua-duanya pake cabe! 😀 Deg-degan juga sih awalnya bakal pada makan nggak ya??  baca selanjutnya

Antara Sendai dan Beijing

Sendai, 17 Juli 2018

Bismillah.

img_0536

Eiji berangkat ke sekolah.

Assalamu`alaykum

Halo Ayah,

Apa kabar? Beberapa hari ini kita sangat terbatas dalam komunikasi. Nggak papa kok, memang kalo pergi ke negeri itu konsekwensinya banyak hal diblokir. Untuk kesekian kali Ayah dinas ke sana, aku sudah terbiasa terhadap hal ini. 😀

Lewat tulisan ini, ntah kapan dibacanya. Mungkin masih di China maupun sudah di Sendai, di manapun kamu berada; aku pengen mengabarkan tentang kondisi rumah. Mengabarkan dengan deskripsi yang lebih komplit dari pesan di WA, yang jam berapa ngirimnya, baru sampe sekian waktu selanjutnya. :)) Serasa balik ke jaman dulu lagi! Nunggu kotak surat. 😀 Baiklah, aku tulis di sini ya…  baca selanjutnya

Menghadapi Masalah Jerawat

Perjalanan Menghadapi Masalah Jerawat

Kulit saya tipe sensitif dan acne prone. Sejak SMA masalah utama selalu jerawat. Tapi ya memang dasarnya cuek, ga peduli dengan urusan muka. Prinsipnya, asal badan sehat hati bahagia! 😀 Muka jerawatan, minyakan, hitam kebakar matahari, biarin aja! Wkwkwk… Asal jangan dekil. Haha… Saat itu mikirnya begitu. Jarang banget pake bedak, jangankan sunblock, pake pelembab aja males. Terus hobinya panas-panasan di lapangan. Ya iyalaaah makin parah itu muka. Memang nggak dirawat! Tapi masih usia belasan, masih muda, jadi cepet banget kulit beregenerasi. Pelan-pelan kuliah mulai sembuh. Nggak sampe mulus, tapi jauh lebih baik daripada jaman SMA. Mungkin masa puber juga sudah terlewati. Kuliah mulai mau dikit-dikit pake pelembab. Padahal pelembab itu penting banget! Di saat teman-teman dari SMA sudah rajin perawatan ke dokter kulit, apalagi jaman kuliah… kinclong2 lah teman saya. 😀 Saya masih sante aja. Skincare minimalis, cuci muka dan pelembab, sudah merasa cukup. baca selanjutnya

Cerita SMA

1Malam ini, kesempatan kembali menulis di blog setelah absen beberapa bulan. Sunyi, jam menunjukkan pukul 23.51. Besok pagi insyaaAllah kita akan merayakan hari raya Idul Adha. Ini merupakan lebaran saya di Sendai ke 16 kali. Alhamdulillah, meski demikian tetap harus bersyukur. Ada banyak hal yang bikin bahagia dalam hidup kita, terkadang luput kita pikirkan dan syukuri karena kita terlalu sibuk dengan apa yang tidak kita punya. Misalnya: saat ini saya sedang melo, kangen mendengarkan gema takbir secara langsung menjelang lebaran. Nggak ada gema takbir, yuk buka yutub dan puter takbiran yang rame. 🙂 Memang terkadang hati kita harus dipaksa qona`ah menerima dan mensyukuri apa yang Allah berikan saat ini kepada kita. 🙂 Termasuk kesempatan kembali menulis di blog ini, alhamdulillah.
baca selanjutnya

Demi Anak: Serba Serbi Seorang Ibu

img_20160422_143310.jpg

Saya, seorang ibu rumah tangga dengan dua anak, tanpa jasa ART. Dalam keseharian menghadapi manusia (anak-anak) yang sangat dinamis perkembangannya. Kadang manis, kadang pula membuat suasana seperti lambaikan tangan ke kamera alias pengen teriak kenceng pliisss tolong saya sebentar. Bagi yang pernah merasakannya, pasti nyengir membaca kalimat di atas. 😀 Versi sholih, berdoa aja buuu dari pada teriak. 😀 baca selanjutnya

Membiasakan Anak Berani ke Dokter

Pergi ke dokter atau mengunjungi klinik biasanya dilakukan ketika ada bagian tubuh yang merasakan sakit. Sebenarnya, tidak harus demikian. Ketika tubuh sehat, pergi ke dokter untuk kepentingan lainnya juga diperlukan. Misalnya sekedar cek kesehatan, nggak harus nunggu sakit dulu. Namun kesadaran akan hal ini mungkin belum banyak dilakukan oleh sebagian besar masyarakat kita.

1.jpeg

baca selanjutnya

Persiapan Eiji dan Mama Menyambut Adik Baru

Khusyuk melihat foto USG akachan. :D

Khusyuk melihat foto USG akachan. 😀

Alhamdulillah, perjalanan kehamilan sudah menginjak pekan ke 30. Tidak terasa ya! Bedanya dengan hamil pertama dulu, setiap hari membuka kalender, rasanya lama banget. Haha… Anak pertama! 😀 Kehamilan kedua rasanya sangat cepat, mungkin karena sibuk dengan si kakak Eiji. 😉

Persiapan packing koper buat dibawa saat melahirkan udah beres. Jaman Eiji dulu umur 28 minggu, yang sekarang pas menuju 30 minggu. Kalo ditunda lagi takut lebih repot karena perut makin gendut. 😀 Dalam proses packing, Eiji sangat semangat bantu mama. Sambil terus ngoceh dan tanya ini itu, dia sibuk memasukkan barang-barang ke koper`mana lagi, mama?` beberapa kali kalimat itu muncul. 😀 Sambil sibuk packing tiba-tiba dia bilang: baca selanjutnya

Survei Sekolah Eiji: Aramaki Youchien

InsyaaAllah dua bulan lagi Eiji akan genap tiga tahun. Artinya, April 2016 sudah boleh sekolah TK. Yey! 😀 Nggak cuma Eiji yang bahagia, ibunya juga!

Rabu, 25 Juni 2015

Saya janjian dengan mama Jepang, mamanya teman Eiji buat survei youchien (TK). Kebetulan anak kami sebaya jadi bisa masuk TK bareng. Di sini nggak bisa sembarang waktu datang ke sekolah, harus ada janjian dulu dengan pihak sekolah kapan waktu mereka bisa dikunjungi. Kami janjian jam 10 di Kitasendai eki buat ketemuan. Pas banget cuaca lagi hot hari itu! 😀

di depan stasiun Kitasendai.

di depan stasiun Kitasendai.

baca selanjutnya

Dukungan Nenek dalam Penerapan Aturan kepada Cucu

Saya termasuk tipe ibu yang lumayan ketat urusan makanan anak. Meskipun begitu, saat mudik kemarin Eiji masih sempat mencret. 😦 Alhamdulillah nggak berlangsung lama. Dia terbiasa ngemil sayuran dan buah-buahan mentah sejak mulai makan. Ketika di Indonesia, Eiji melanjutkan hobinya ngemil paprika mentah. Hasilnya, muntah dan mencret. Ternyata ini nggak bisa diterapkan untuk perut Eiji saat di Indonesia.

Kebiasaannya, buka kulkas, nemu paprika langsung minta dicuci dan dipotong. Itu juga yang dia lakukan di Indonesia, ternyata perutnya nggak kuat. Lagi-lagi masalah hygiene. Itu adalah contoh sederhana, sudah dijaga pun masih demikian, apalagi dibiarkan tanpa aturan.

1

Saya sangat bersyukur memiliki ibu mertua yang sangat kooperatif dan mendukung aturan saya dalam memberikan makanan kepada anak. Pandangan bahwa membiasakan makanan sehat, meminimalkan konsumsi junk food, dan nggak sembarang memberi makanan kepada anak nggak banyak masalah saat kami mudik ke Bandung.

Nenek Bandung selalu menanyakan kepada saya apakah makanan/minuman ini boleh diberikan kepada Eiji atau tidak, sebelum menawarkan kepada si Eiji. Ketika saya Oke, baru diberikan. Ketika saya nggak oke, ya nggak diberikan. Itu yang sangat saya suka dari beliau.

baca selanjutnya